Friday, March 13, 2020

Apa Tanggapan Paling Tepat Terhadap Penyebaran Virus Corona di Indonesia

Wabah harus dihadapi sebagai wabah, bukan politik atau agama. Begitu seseorang berteriak di media sosial.

Betul sih, tapi memang semua pihak yang mengeluarkan pernyataan harus dilihat dari segi kepentingan masing-masing. Jika pemerintah yang bicara, sudah pasti mengandung propaganda, dengan tetap menyusun faktor manfaat kepada rakyat banyak. Lazimnya pemerintah akan mengutamakan kepentingan nasional dibanding faktor lainnya.

Pemerintah China misalnya. Di awal, informasi yang disampaikan kepada WHO (detikcom hari Kamis tanggal 14 November 2019) bukanlah kasus infeksi virus corona. Katakanlah pemerintah China keliru dalam mengadakan diagnosis, atau terkesan sekedar suspect mengingat gejalanya mirip dengan penyakit pes. Oleh karena itu yang dilaporkan adalah kasus the Black Death, di mana penyakit ini pernah menyebabkan kematian besar-besaran di Eropa. Dikabarkan 600 tahun yang lalu menyebabkan kematian 30 juta orang dengan gejala yang mirip dengan gejala infeksi Covid-19.

Selanjutnya, ketika penduduk negara China terinfeksi corona lebih daru 100.000 jiwa, pemerintah China mengemasnya ke dalam berita yang cenderung menonjolkan humanisme. Yakni perjuangan tenaga medis yang rela meregang nyawa menolong korban, relawan dari kalangan warga berusia lanjut demi negara, kisah dramatis seorang anak yang menyuapi makan orang tuanya yang terinfeksi bahkan video lucu kehidupan di sebuah tempat tukang cukur. Bahkan berita ribuan orang sembuh, dengan caption di bawahnya hanya ratusan.

Namun lain lagi cara pemberitaan NTD Indonesia atau Epoch Times Indonesia di Youtube. Kedua channel ini cenderung menelanjangi apa yang sebenarnya yang terjadi di China. Misalnya kemungkinan senjata biologis yang bocor di sebuah lab dekat pasar tradisional Wuhan, atau virus yang berasal dari kebiasaan sebagian masyarakat dalam konsumsi hewan liar semisal tikus, marmut, atau kelelawar. Tiga yang disebutkan ini dimakan juga oleh sebagian pribumi di Indonesia, tapi tak ada masalah dalam seratus tahun terakhir. Sebagian orang yang membela pemerintah China menganggap kedua Channel ini adalah alat propaganda dalam melemahkan pemerintahan Partai Komunis China.

Sedangkan di channel youtube lainnya, Bill Gates diberitakan sudah meramalkan akan pecahnya pandemi corona sebelumnya termasuk nama virus ini pernah menjadi bahan percakapan dalam film kartun terkenal The Simpsons dari USA.

Klik di sini untuk melihat tanggapan Lee Hsien Loong pemerintah Singapura.


Sedangkan para tokoh agama, yang di Indonesia seolah mewakili suara pribumi, ramai-ramai menyatakan bahwa pandemi corona disebabkan kesombongan pemerintah komunis China, bahkan dikaitkan dengan sejarah agama di mana kesombongan yang mirip dengan Firaun, sehingga Tuhan menghukum mereka dengan tentaranya. Memang, komunis di Indonesia dianggap sebagai musuh utama umat beragama, ditambah lagi kasus kemanusiaan yang dilakukan pemerintah China terhadap kelompok Falun Gong, penjajahan Turkmenistan, aneksasi Tibet dan penangkapan/penyiksaan/pemenjaraan suku Uighur, bahkan jual beli organ tubuh manusia yang diambil dari tahanan yang sehat.

Bagaimana dengan pemerintah Indonesia? Silakan cari saja di Google dengan kata kunci corona-tiket pesawat murah atau 22 imported case corona Indonesia. Jika Italia sudah isolasi separuh negaranya akibat penyebaran corona yang dibawa 2 wisatawan China di Roma dengan korban saat tulisan ini dibuat sudah ribuan, pemerintah Indonesia juga sudah mulai mengkampanyekan pencegahan agar virus ini tidak menyebar dan menginfeksi lebih banyak warga negara.

Kembali kepada cara menghadapi wabah, ya tentu Anda harus menunda perjalanan ke lokasi wabah baik dalam dan luar negeri, kalau masih mau silakan ke sana dengan semangat 45. Kedua, jagalah kebersihan, konsumsi makanan rimpang anti flu yakni jahe, kunyit (curcuma), serai, atau lengkuas. Kembalilah ke alam, karena hanya alam yang mampu melawan musuh-musuh yang terdapat dalam dirinya.

Pesan saya, hentikan konsumsi makanan yang tidak perlu, makanan sampah, atau yang diawetkan dengan bahan kimia atau dikemas dari pabrik. Gimana.

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment