Kelebihan film-film yang dibintangi Benyamin S. adalah adegan yang natural. Boleh jadi Benyamin lah yang paling berhasil menampilkan adegan demi adegan yang mampu membuat hanyut penonton ke dalam cerita. Seolah-olah penonton mengalami sendiri nasib sang bintang yang dilakoni Benyamin.
Grace Simon, 1976
Efri Yaldi, 1976
Kelucuan yang menjadi prolog film ini adalah ketika mobil yang dikendarai Grace (Grace Simon) dan Yuni (Yuni Arcan) mengalami pecah ban di kawasan Puncak. Mereka hampir saja putus asa, tapi seorang anak muda penjual lukisan bernama Sabeni (Benyamin S.) kebetulan lewat dan menawarkan bantuan.
Ban yang pecah sudah diganti, namun ban serep pun kurang angin. Apa daya, pompa tidak ada. Akhirnya Ben nekad meniup ban mobil itu dengan mulutnya. Ha ha ha.....! Konyol? Tidak juga ! Barangkali sang sutradara, Sjamsul Fuad, ingin cepat-cepat memberi tahu penonton bahwa Ben sedang jatuh cinta! Ha ha ha....terlalu cepat bung!
Namun itulah cara sutradara zaman dulu, menyesuaikan dengan nalar penonton di zamannya. Toh, tema film ini adalah komedi, bukan thriller yang meminta orang untuk berpikir. Apalagi di adegan berikutnya sungguh kentara karena sang bintang, Ben, memang saling jatuh cinta dengan Grace.
Sebagai hiburan keluarga, film ini layak ditonton, khas banyolan zaman dulu. Dengan kecantikan Grace Simon sebagai bumbu.