Saturday, May 17, 2014

Mengejar (Biaya) Pendidikan Setinggi Langit

Negara memprioritaskan pendidikan, alokasi anggarannya saja 20 % dari APBN, serta APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.  Artinya apa? Secara eksplisit jumlahnya pun secara presentase diterjemahkan dari Undang-Undang Dasar. Ini yang membuat pendidikan itu sangat penting. 



Tapi bicara masalah pendidikan mahal, itu relatif. Sekarang saya tanya : Anak Anda masuk TK harus bayar 10 juta, mahal gak? Sd bayar 15 juta mahal gak? SMP 20 juta mahal gak? Inilah yang dikatakan relatif, artinya relatif sama pikiran kita..Hihihi.

Menurut data Cak Lontong, kita harus sadar dan introspeksi sebenarnya hanya ada satu hal, hanya ada satu hal mengapa biaya pendidikan di Indonesia itu mahal? Karena tidak murah. Seharusnya kita jangan terjebak kepada fasilitas fisik sekolah. Kualitas guru dan hasil pendidikan jauh lebih penting.

Beda guru di Indonesia dengan Jepang , kalau di Jepang, guru selalu berpikir bagaimana mengisi otak mereka dengan menambah wawasan. Itulah yang membuat kualitas pendidikan mereka semakin hari semakin baik. Sebagian besar guru di Indonesia, itu selalu berpikir bagaimana perut mereka agar tidak kosong. Ini yang membuat kita jauh untuk bisa bersaing.

Akhirnya, Cak Lontong mensurvei 1000 orang, tapi dapatnya cuma 119 orang sih. Mereka dikasih pilihan : memilih sekolah kualitas baik tapi murah atau atau sekolah yang kualitasnya jelek tapi murah. dan 100% menjawab memilih sekolah kualitas baik tapi murah.

Apakah pendidikan itu penting ? Hanya 19 orang yang menjawab penting, yang100 orang menjawab sangat penting. Pentingkah anak masuk sekolah? 30 menjawab penting anak masuk sekolah. Yang 89 menjawab tidak penting anak masuk sekolah, yang penting anak pulang dari sekolah.'

Dalam pembukaan UUD 1945 tertulis " mencerdaskan kehidupan bangsa". Pasal 31 dikatakan "Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya". Tetapi apa yang terjadi?

Menurut UNESCO, Indonesia berada di posisi 69 dari 127 dalam Education Development Index, karena setiap tahun angka putus sekolah di Indonesia itu 1,5 juta. Penyebab utamanya adalah tingginya biaya pendidikan. 

Di sisi lain, di Indonesia juga, di depan mata kita ada TK yang biaya masuknya saja 12 juta rupiah. Bahkan ada TK bertaraf internasional katanya, uang masuknya US $ 15.000 setara 150 juta rupiah. Kalau dibandingkan dengan UNP-nya Propinsi DKI, buruh perlu puasa 62,5 bulan baru bisa menyekolahkan anaknya ke TK itu.

Ada yang berpendapat, tergantung pada kantong kita, jangan asal milih. Cuma satu perlu diingat, meski kantong kita tebal, pendapatan tidak boleh mematikan pendapat anak. Tanyakan kepada anak kalau di mana mau masuk sekolah, dan kamunya nyaman atau tidak. Dan sekolah berlebel apa pun nasional tau internasional, jangan pernah lupa dengan kesejatian diri bangsa : Ing Ngarso sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani. Memberi contoh di depan, memberi semangat dan prakarsa di tengah dan memberikan dorongan dari belakang. Di sekolah manapun, walaupun dia bertaraf internasional.

Dari sekolah mahal, muncul kata miskin. Puisi Joko Pinurbo :

Harga duit turun lagi
Mengapa bulan di jendela makin redup sinarnya
Karena kehabisan minyak dan energi
Mimpi semakin mahal
Hari esok semakin tak terbeli

Di bawah jendela bocah itu sedang suntuk 
belajar matematika. Ia menangis tanpa suara
Butiran bensin meleleh dari kelopak matanya
Bapaknya belum dapat duit buat bayar sekolah
Ibunya terbaring sakit di rumah

Malu pada guru dan teman-temannya 
Coba serahkan tubuhnya ke tiang gantungan
Dadah ayah, dadah ibu
Ibu cinta terloncat bangkit dari sakit
Diraihnya tubuh kecil itu dan didekapnya
Berilah kami rezeki pada hari ini (Tuhan)
Dan ampunilah kemiskinan kami

Puisi itu menyiratkan satu hal : bahwa pendidikan yang paling utama, yang bisa menyelamatkan anak adalah orang tuanya. Karena amanah cinta dari Sang Amanah orang tua adalah sekolah bagi anaknya. 

Kunci terakhir, sesuai degnan buku Hillary Rodham Clinton, dan diambil dari pepatah Afrika tetap butuh banyak orang untuk membesarkan seorang anak, tidak hanya cukup dari sekolah.

Tergantung diri kita tidak semuanya diserahkan kepada sekolah. Jadi orang tua tetap mendapat peran utama membentuk si anak tersebut.







Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment