Bagian penutup dari tulisan Yudhi Hendro ini cukup menarik. Jiwa yang melayani sepenuh hati bukan sepenuh gaji akan menjadikan seorang karyawan sebagai sosok yang selalu dinanti.
Bagi karyawan "standar" jam kerja memang sensitif bagi dirinya. Hitung-hitungan waktu sudah menjadi ritual yang wajib dijalani. Jika jam pulang nya jam 3, ya jam 3 tengggg itu lah ia pulang. Ngacir dan mematikan hape dan tekad kuat untuk tak membalas BBM dari siapa pun di kantornya.
Mental karyawan seperti itu kiranya sudah kuno. Itu mah mental pegawai jaman baheula. Menganggap kerja lebih itu hanya pantas dilakukan oleh orang bengkel atau tukang jahit. Yang memang menjalani kehidupan sebagai wiraswasta. Dan pegawai bermental "standar" menolak melihat ke dalam dirinya, sejauh mana produktivitas yang sudah dicapai?
Di sini, ia menampilkan ciri-ciri seorang karyawan berjiwa seperti wirausaha:
- Tidak hitung-hitungan jam dan hari kerja. Contoh kecil saja karyawan yang kedatangan tamu menjelang pulang atau tamu yang molor bikin janji . Karyawan yang berjiwa wirausaha akan dengan senang hati bertemu dengan klien atau masyarakat yang ingin dilayani. Karyawan yang mentalnya belum dibina akan mengabaikannya dan mengirim sms untuk menunda pertemuan.
- Tidak gelisah keluar dari zona nyaman. Banyak kasus karyawan yang dirotasi akan menggerutu dan stres jika sudah nyaman di posisi yang enak dan basah. Bahkan ada yang ngomel sana sini akibat tak lagi bebas keluyuran atau kerja santai. Karyawan yang baik bersedia menghadapi tantangan baru di tempat yang baru dan selalu berpikir positif dan produktif.
- Semangat belajar yang tinggi. Mereka tidak merasa terpaksa dalam meningkatkan atau upgrade kemampuan dirinya dalam meningkatkan pelayanan yang profesional.
- Pelayanan adalah nomor satu. Dan kembali semuanya kepada niat membantu sesama. Biar apa yang dikerjakan tidak berat. Pegawai yang tidak melayani dengan baik bisa-bisa dianggap orang yang memiliki sifat culas dalam skala kecil. Anda mau dituduh seperti itu?
Berilah pelayanan dengan filosofi jarum dan benang. Jarum adalah usaha dan benang adalah hasilnya. Ke mana pun jarum pergi, benang akan ikut.
Jangan dibalik, masa sih jarum yang mengikuti benang? Itu tidak mungkin terjadi. Maksudnya kalau Anda mendahulukan uang daripada pelayanan atau kontribusi Anda, hasilnya sangat buruk.
Namun demikian untuk melengkapi tulisan tersebut ada baiknya kita juga secara terbuka mampu melihat mengapa karyawan terkadang mengalami punurunan motivasi atau demotivated. Dalam web michaelpage.co.uk ditulis terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan manajemen dalam perkembangan atau pembinaan para karyawan sebagai berikut:
Namun demikian untuk melengkapi tulisan tersebut ada baiknya kita juga secara terbuka mampu melihat mengapa karyawan terkadang mengalami punurunan motivasi atau demotivated. Dalam web michaelpage.co.uk ditulis terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan manajemen dalam perkembangan atau pembinaan para karyawan sebagai berikut:
- Kurangnya visi karir. Karir yang tak jelas membuat karyawan under estimated terhadap masa depannya.
- Job insecurity, selalu dihantui rasa tidak aman akan kelangsungan pekerjaan'
- Feeling under-valued, merasa tak dihargai
- No development opportunities, tak ada peluang pengembangan
- Poor leadership, kepemimpinan yang buruk.
- Conflict, yakni konflik yang terjadi di kantor membuat karyawan apatis
- Unrealistic workload. Beban kerja yang tidak realistik
Semoga semuanya ada keseimbangan.