Berapa waktu lalu, seorang salesman mobil datang ke rumah. Karena saya masih di kantor, ia hanya meninggalkan brosur yang diserahkan kepada anak saya.
Malam harinya, saya pun membaca-baca brosur yang ditawarkan. Isinya daftar harga mobil baru yang nampaknya mengarahkan kita, calon pembeli, untuk bersedia membelinya dengan cara mencicil. Harus diingat bahwa
Sebenarnya, mobil baru memang banyak kelebihan. Salah satunya adalah irit bensin, karena sistem injeksi bahan bakar yang mampu menghemat bensin dibandingkan sistem karburator. Di samping itu, desain mobil baru dibuat lebih mengkilat dan modis, dengan bodi yang lengkung-lengkung.
Tapi, jika melihat tingginya harga, apalagi dibeli dengan kredit atau cara mencicil, saya membayangkan malah bisa membeli Corolla tua saya sebanyak 6 atau 7 buah. Tentu saja bagi saya yang berpenghasilan pas-pasan, uang sebanyak 300-400 juta sudah cukup hidup santai sampai tua. Ha ha ha...sambil jualan kecil-kecilan.
Kembali ke Corolla tua, yang namanya benda mati bisa saja dengan mudah kita bikin menjadi "remaja" kembali. Caranya? Ganti saja suku cadang. Jika ingin modis, ya dimodifikasi saja. Ganti cat, kaki-kaki, sistem listrik dan pengapian. Apalagi mobil tua bikinan tahun 1990an jauh lebih kuat dibanding mobil baru, baik itu tenaga di tanjakan atau bodi kaleng.
Jadi, syukuri saja apa yang kita sudah punya. Cukup memahami seluk beluk mobil agar biaya servis lebih rendah. Mobil baru diservis dengan perantaraan komputer, di mana ada bengkel yang menerapkan tarif "semau gue". Masa sih ada yang minta tune-up Grand Livina seharga 2.300.000 rupiah. Gila!
Oleh sebab itu, jaga saja aset yang ada dengan baik. Rawatlah. Ingatlah pepatah Bulgaria yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berikut ini :
He, who buys what he doesn't need, sells what he needs.
Menutup tulisan di atas, tidak ada maksud saya untuk mempengaruhi Anda untuk tidak memiliki mobil baru. Semuanya ada di bawah kendali Anda. Jika mampu punya mobil baru, kenapa tidak? Tapi berpikirlah dua kali.Ingatlah peribahasa Bulgaria di atas.
Jelasnya, hati-hati dalam menggunakan uang .Gunakan skala prioritas. Jangan sampai Anda membeli yang sebenarnya Anda tidak butuhkan. Bisa-bisa Anda akan menjual apa yang Anda butuhkan, misalnya rumah.
Nah, berpikirlah!