Simon, sebut saja namanya, adalah seorang guru di SD Pintar Goblok. Lokasi mengajarnya cukup jauh, di sebuah dusun terpencil sebuah pegunungan. Untuk mencapai sekolah, Simon mesti menyeberangi sebuah sungai lewat jembatan gantung. Sungai itu sungguh jernih dan tidak terlalu dalam.
Satu hal yang tidak disukainya dan tidak disukai pembaca blog ini (kale-kale ajah) adalah kebanyakan murid-muridnya tidak mandi sebelum berangkat ke sekolah. So pasti dunks bukan hanya anak SD yang dateng, sepasukan laler juga ikut nimbrung. So, gimana memecahkan problem ini?
Pagi itu, pelajaran dibuka dengan sesi tanya jawab. "Siapa yang tadi pagi belum mandi?"suara Simon membahana di ruang kelas. Murid-murid saling berpandangan. Apakah pak guru akan menghukum kita? Apakah selama ini pak guru tutup mulut hanya berpura-pura? Toh selama ini kan gak pernah tutup hidung?
Seorang murid laki-laki perlahan mengacungkan tangannya. Ngaku aja deh. Daripada ntar kita-kita dihukum cabut rumput di halaman kelas kan bisa berabe. Kasian kan itu temen-temen. Rasa solidaritasnya boleh juga neh anak. Eh gak disangka gak diduga, tiba-tiba pak guru Simon mengeluarkan uang dari saku bajunya. Si anak yang tadi mengaku tak mandi dihadiahi uang Rp 5.000,-. Hmmm...jumlah yang besar untuk ukuran anak-anak desa, uang jajan sepuluh hari tuh...hehehehe. Murid-murid saling berpandangan. Ck..ck..ck...luar biasa.
Esoknya, pak guru Simon heran. Bukan hanya murid-murid yang dateng, tapi sekompi laler pun masuk kelas. Ah, hahaha....pasti pada gak mandin nehhh. Akhirnya pak guru Simon kembali bertanya,"Murid-murid, hari ini siapa yang belum mandi?". Oh ....semua murid tunjuk tangan. Pak guru Simon gak kehilangan akal. "Ya sudah, ayo semua mandi ke sungai anak-anak," dengan penuh kasih sayang pak guru Simon mengajak murid-murid untuk mandi ke sungai. Senyum ceria pun menghiasi wajah murid-murid yang dengan riang gembira menikmati sejuknya air sungai pegunungan.