Thursday, April 3, 2014

Sehat Itu Mahal, Tapi Sakit Lebih Mahal

Menurut Cak Lontong, obat itu diskriminatif. Mengapa sih obat paru-paru lebih mahal daripada obat panu? Seharusnya tidak ada perbedaan. Demikian Cak Lontong.


Bukti lain obat diskriminatif adalah obat mabuk. Ada obat anti mabuk darat, laut dan udara. Lalu kenapa tidak ada obat anti mabuk polisi?

Mengapa orang ke rumah sakit. Berdasarkan survey pertama : Karena sakit, kedua : menjenguk orang sakit, ketiga : mengantar orang sakit dan terakhir adalah orang-orang yang bekerja di rumah sakit.

Semua pasien bisa disembuhkan dengan syarat kondisi pasien itu pulih dan bugar kembali.

Cara menghindari penyakit adalah rajin berolah raga, terutama lari. Lari dari masalah, lari dari tanggung jawab. Kedua, ketahui kondisi tubuh Anda sendiri. Pengalaman Cak Lontong, ketika memeriksa kepala, kepala-sakit,  periksa perut-sakit, periksa kaki-sakit, selidik punya selidik ternyata telunjuknya yang bertugas memeriksa itu yang sakit.

Perbedaan pelayanan orang kaya : masuk rumkit di kamar tanya di kamar ini ada apanya ya. Orang miskin : apa adanya. Orang kaya, masih sakit bisa ke luar negeri, yang miskin, sudah sembuh susah ke luar rumah sakit. 

Sakitnya sama, antara cak Lontong dan anaknya. Anehnya, kok dokter menyuruh anaknya rawat inap sedangkan ia rawat jalan? Padahal kan merawat jalan itu tugasnya Departemen Pekerjaan Umum?

Mengapa orang susah ikut asuransi kesehatan. 60 % belum sadar kalau dia sakit. 70% dari 60% tadi baru sadar setelah pingsan.

Orang peduli kesehatan harus rajin minum air putih. Orang malas, minum sisanya air tadi.

BPJS, adalah badan atau penyelenggara, sedangkan dana orang miskin adalah inti masalahnya yang disebut dengan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). 

Jika ada politisi yang menyatakan peduli dengan calon pemilih yang miskin, peduli hanya pada suara, tapi nasib orang miskin diabaikan.


Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment