Sunday, December 20, 2015

Masyarakat Indonesia Lebih Mencintai Jepang daripada China, Ada Apa?

Pertanyaan ini lebih tepat jika muncul di zaman Orde Baru. Orde Baru lahir, menurut sejarah adalah atas dukungan CIA, di mana kala itu politik luar negeri Amerika Serikat berlawanan dengan komunisme versi Uni Sovyet dan Republik Rakyat China.


Kebencian terhadap China kemungkinan berhubungan dengan sentimen anti-komunis yang dihembuskan rezim Orde Baru pimpinan Soeharto. Kudeta 1965 yang gagal didalangi Partai Komunis Indonesia, meski saat ini malah muncul pendapat berlawanan. Bahkan pendapat yang lebih ekstrim menyebutkan bahwa Soeharto adalah dalang itu semua. Semua perlu dibuktikan secara empiris jika tidak ingin menjadi fitnah.

Orde Baru dianggap sukses menggagalkan kudeta, partai dan ajaran komunisme dilarang di Indonesia. Masalahnya, Republik Rakyat China yang dipimpin partai komunis, otomatis akan terlihat sebagai ancaman yang nyata.Memang, rezim Orde Baru telah runtuh sejak tahun 1998, tapi propaganda anti-komunis tetap masih kuat pengaruhnya, mana lagi Pancasila merupakan pedoman hidup yang membuat seluruh rakyat hampir pasti semuanya beragama. Masalahnya, penganut komunisme boleh jadi orang yang beragama.

Gerakan pembauran yang dimulai oleh Orde Baru secara malu-malu berlanjut dengan kemunculan Undang Undang dan perluasan pembebasan berpendapat membuat etnis China di Indonesia mulai berperan secara leluasa di berbagai bidang. Terpilihnya A Hok menjadi Gubernur DKI Jakarta merupakan indikator peran Tionghoa (China Indonesia) yang dapat dikatakan setara dengan warga lainnya. Patut diduga penguasaan media massa dan media sosial secara solid dikuasai oleh etnis Tionghoa.

Fakta itu menunjukkan bahwa etnis Tionghoa (China Indonesia) telah diterima sebagaimana suku-suku beragam yang saling menerima di Indonesia. Diterima tapi apakah dicintai? Itulah dia, sesuai dengan judul di atas, anak-anak bangsa dari kalangan Tionghoa barangkali masih menanyakan itu dalam hatinya.

Coba bandingkan dengan Jepang. Meski hanya segelintir warga Jepang yang bersedia menjadi warga Indonesia, namun negara Jepang masih menjadi target anak muda Indonesia untuk dapat tinggal dan bekerja di sana. Teknologi tinggi yang diproduksi negara itu sangat membantu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Walau sebenarnya seluruh dunia juga menikmati hasil kerja keras bangsa Jepang.

Jepang dengan segala kemajuannya tegas menolak nilai-nilai Barat. Mereka mencintai budaya bangsa sendiri. Masyarakatnya lebih tertata, disiplin dan rajin. Profil bangsa inilah yang menjadi puja puji di sekolah sekolah Indonesia. Jepang adalah contoh terbaik sebagai bangsa.

Soft power Jepang berpengaruh bagi anak-anak di Indonesia. Generasi yang lahir tahun 70an menikmati sepeda motor dan mesin-mesin. Generasi 90an yang lahir di Indonesia menghabiskan masa kecilnya dengan komik dan animasi Jepang (anime). Jepang sangat dicintai, sampai-sampai orang lupa dengan kekejaman bala tentara Dai Nippon yang menjajah Indonesia tahun 1942 sd 1945.

Pengaruh apa yang sudah diberikan Republik Rakyat China? Silakan kembali, tunggu bahasannya di tulisan berikutnya.






Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment